Showing posts with label Motivation. Show all posts
Showing posts with label Motivation. Show all posts

How Do You Keep Up With New Technology

I found interesting opinion in my favourite blog www.37signals.com about how can we learn about something new without spending all of our time in front of computer.

Here is the story :

Someone ask to 37signals

As a developer, I often feel overwhelmed by the amount of new technologies and languages to learn. I work long hours as it is, and the last thing I feel like doing when I get home is spending more time trying new stuff out at the computer. Do I really have to be the kind of person that is excited about spending 24/7 at the computer to be a programmer? I love my job, and I love what I do, but I want a life outside of it too.


And 37signals answer
The best way to learn new technologies is on the job. I learned Ruby because I wanted to escape the pain that PHP and Java was giving me and because I had a fresh project to try it on (Basecamp). I built Rails because I needed it for Basecamp. I got into Ajax because we wanted to give Ta-da a compelling UI experience. I got into REST because we didn’t want the API for Highrise to be an afterthought. I picked up on OpenID because the thought of building single-signon for all 37signals’ products sounded like a drag to build from scratch.


As a developer  i had same problem too. But i have the same opinion with this. I think the best way we learn is in our job. 
Believe or not we spent most our time in our office doing our job.
 

Prison Of Mind

Seekor belalang lama terkurung dalam satu kotak.
Suatu hari ia berhasil keluar dari kotak yang
mengurungnya, dengan gembira dia melompat-lompat
menikmati kebebasannya.

Di perjalanan dia bertemu dengan belalang lain,
namun dia heran mengapa belalang itu bisa lompat
lebih tinggi dan lebih jauh darinya.

Dengan penasaran dia bertanya, "Mengapa kau bisa melompat lebih tinggi dan lebih jauh dariku,padahal kita tidak jauh berbeda dari usia maupun ukuran tubuh?" Belalang itu menjawabnya dengan pertanyaan, "Dimanakah kau tinggal selama ini?
Semua belalang yang hidup di alam bebas pasti bisa melakukan seperti yang aku lakukan."

Saat itu si belalang baru tersadar bahwa selama ini kotak itulah yang telah membuat lompatannya tidak sejauh dan setinggi belalang lain yang hidup di alam bebas.

Sering kita sebagai manusia, tanpa sadar, pernah
juga mengalami hal yang sama dengan belalang tersebut. Lingkungan yang buruk, hinaan, trauma masa lalu, kegagalan beruntun, perkataan teman,tradisi, dan semua itu membuat kita terpenjara dalam kotak semu yang mementahkan potensi kita.

Sering kita mempercayai mentah-mentah apa yang mereka voniskan kepada kita tanpa berpikir dalam bahwa apakah hal itu benar adanya atau benarkah kita selemah itu? Lebih parah lagi, kita acap kali lebih memilih mempercayai mereka daripada mempercayai diri sendiri.

Tahukah Anda bahwa gajah yang sangat kuat bisa diikat hanya dgn tali yang terikat pada pancang kecil? Gajah sudah akan merasa dirinya tidak bisa bebas jika ada "sesuatu" yang mengikat kaki nya, padahal "sesuatu" itu bisa jadi hanya seutas tali kecil...

Sebagai manusia kita mampu untuk berjuang, tidak menyerah begitu saja kepada apa yang kita alami.
Karena itu, teruslah berusaha mencapai segala aspirasi positif yang ingin kita capai. Sakit memang, lelah memang,tapi jika kita sudah sampai di puncak, semua pengorbanan itu pasti akan terbayar.
Pada dasarnya, kehidupan kita akan lebih baik kalau kita hidup dengan cara hidup pilihan kita sendiri, bukan dengan cara yang di pilihkan orang lain untuk kita .

Have A Great Day's ^_^

My 2007 Resolution Review

Tidak terasa tahun 2007 sudah berjalan setengahnya. Kayaknya kemarin masih tahun baruan deh. Sekarang saatnya mereview resolusi tahun baru 2007 saya nih. Dulu rencananya saya mau review tiap 3 bulan sekali, eh kelupaan baru inget sekarang.

Resolusi yang saya buat :
1. Pengen motor baru
    Done sekitar maret kemaren Shogun 125 
2. HP baru GSM & CDMA
    Baru beli yg CDMA nokia 2115i
3. Belajar PL/SQL
    Kesampaian juga, meski masih terus proses. Ga sia2 pelototin coding pl/sql di ARDMS
4. Semester 8 ipk harus naik
    Hmmm yg ini kayaknya ga tercapai de, soalnya smt 8 ini ada 2 matakuliah yang jelek
5. Olahraga teratur
     Awal2 tahun sempat rutin renang, main bola, bulutangkis tapi pertengahan tahun ini uda stop
6. Adik saya bisa skul SMA yang bagus
    Akhirnya diputuskan masuk SMK Strada Gunung Sahari jurusan Accounting
7. Cari ce
    Done awal januari kemarin.
8. Belajar mandarin
    Hmmm sampe tengah tahun ini blm sempat.
9. Nabung tiap bulan
    Ga tiap bulan sih, tapi setidaknya ada
10. Pengen bisa biliar
       Haha ini jg blm sempat coba lagi.

Well dari 10 keinginan saya baru tercapai 5. Utk hp baru mudah2an akhir taun kalo dapet THR bisa beli.

Buat yg ga pernah nulis dreambook sebaiknya mulai menuliskan keinginan kita diatas kertas.
Gunanya apa ? Hal tsb berguna sebagai pengingat dan mendorong motivasi kita untuk terus maju. Jangan malu apabila diejek teman / orang lain. Orang yang berpikir maju selalu mempunyai harapan dan keinginan untuk terus maju, salah satu nya lewat dream book ini.

10 Kesalahpahaman Tentang Sukses

Kesalahpahaman 1
Beberapa orang tidak bisa sukses karena latar belakang, pendidikan, dan lain-lain.
Padahal, setiap orang dapat meraih keberhasilan.
Ini hanya bagaimana mereka menginginkannya, kemudian melakukan sesuatu untuk mencapainya.

Kesalahpahaman 2
Orang-orang yang sukses tidak melakukan kesalahan.
Padahal, orang-orang sukses itu justru melakukan kesalahan sebagaimana kita semua pernah lakukan Namun, mereka tidak melakukan kesalahan itu untuk kedua kalinya.

Kesalahpahaman 3
Agar sukses, kita harus bekerja lebih dari 60 jam (70, 80, 90...) seminggu.
Padahal, persoalannya bukan terletak pada lamanya anda bekerja. Tetapi bagaimana anda dapat melakukan sesuatu yang benar.

Kesalahpahaman 4
Anda hanya bisa sukses bila bermain sesuatu dengan aturan.
Padahal, siapakah yang membuat aturan itu? Setiap situasi membutuhkan cara yang berbeda. Kadang-kadang kita memang harus mengikuti aturan, tetapi di saat lain andalah yang membuat aturan itu.

Kesalahpahaman 5
Jika anda selalu meminta bantuan, anda tidak sukses.
Padahal, sukses jarang sekali terjadi di saat-saat vakum. Justru, dengan mengakui dan menghargai bantuan orang lain dapat membantu keberhasilan anda. Dan, sesungguhnya ada banyak sekali orang semacam itu.

Kesalahpahaman 6
Diperlukan banyak keberuntungan untuk sukses.
Padahal, hanya dibutuhkan sedikit keberuntungan. Namun, diperlukan banyak kerja keras, kecerdasan, pengetahuan, dan penerapan.

Kesalahpahaman 7
Sukses adalah bila anda mendapatkan banyak uang.
Padahal, uang hanya satu saja dari begitu banyak keuntungan yang diberikan oleh kesuksesan. Uang pun bukan jaminan kesuksesan anda.

Kesalahpahaman 8
Sukses adalah bila semua orang mengakuinya.
Padahal, anda mungkin dapat meraih lebih banyak orang dan pengakuan dari orang lain atas apa yang anda lakukan. Tetapi, meskipun hanya anda sendiri yang mengetahuinya, anda tetaplah sukses.

Kesalahpahaman 9
Sukses adalah tujuan.
Padahal, sukses lebih dari sekedar anda bisa meraih tujuan dan goal anda. Katakan bahwa anda menginginkan keberhasilan, maka ajukan pertanyaan "atas
hal apa?"

Kesalahpahaman 10
Saya sukses bila kesulitan saya berakhir.
Padahal, anda mungkin sukses, tapi anda bukan Tuhan. Anda tetap harus melalui jalan yang naik turun sebagaimana anda alami di masa-masa lalu. Nikmati saja apa yang telah anda raih dan hidup setiap hari sebagaimana adanya.

Diadaptasi dari "The Top 10 Misconceptions About Success", Jim M. Allen. CoachJim.com)

11 Sikap Kegagalan Dalam Pekerjaan

11 Sikap yang menjadi penyumbang kegagalan dalam pekerjaan

Semakin besar tanggung jawab seseorang didalam perusahaan, semakin banyak tuntutan yang harus dipenuhi. Selain pekerjaan yang harus dikelola sebaik mungkin, juga pendekatan yang baik harus dilakukan kepada para rekan kerja, atasan dan bawahan.

Ada banyak orang gagal dalam pekerjaan hanya karena sikap-sikap di bawah ini:
1. Arogansi
Merasa diri paling benar dan yang lain salah

2. Melograma
Selalu ingin menjadi pusat perhatian

3. Volatility
Sulit ditebak, bersikap sesuai mood-nya

4. Excessive Caution
Takut mengambil keputusan

5. Habitual Distrust
Sikap yang selalu curiga ke orang lain

6. Aloofness
Sulit dihubungi dan berkomunikasi dengan orang lain

7. Mischievousness
Peraturan dibuat untuk dilanggar

8. Eccentricity
Selalu ingin berbeda, sehingga terkadang dianggap aneh oleh orang lain

9. Passive Resistance
Tidak yakin dengan apa yang dia katakan

10. Perfectionism
Kebanyakan dianggap salah, hanya sedikit yang benar

11. Eagerness to please
Mengejar popularitas dalam setiap situasi

Adakah kita memiliki salah satu sikap-sikap tersebut ?
Sebaiknya kita semua memikirkan untuk mengelolanya dari sekarang …

Sumber: Disadur dari Why CEOs Fail by David L. Dotlich & Perter C. Cairo; Jossey-Bass, 2003

Idol

Seorang direktur bank datang memberikan sebuah pertanyaan menohok, "Kenapa, ya, di Indonesia banyak trainer yang menjadi motivator? Apa masyarakat kita memang sudah sedemikian loyo, kurang semangat, sehingga perlu dimotivasi terus-menerus?" Rupanya beliau agak keberatan dengan sikap salah satu manajernya yang ketagihan memanggil trainer khusus motivator untuk memacu semangat para staf penjualan di bank itu. Menurut dia, tugas motivator itu mestinya dilakukan sang manajer sendiri.

Mendengar cerita itu, terus terang hati saya mencelat juga. Soalnya, protes beliau bisa berbahaya bagi lahan rezeki saya. Maklum, saya sendiri sering dipanggil perusahaan untuk memberikan sesi motivasi di berbagai pertemuan tahunan, raker, dan sebagainya.

Malah, minggu lalu, saya diundang ke Surabaya untuk memberikan motivasi di hadapan lebih dari 3.000 mahasiswa tentang berjiwa dan bersemangat entrepreneur. Sungguh spektakuler. Sepertinya para peserta sangat haus dengan minuman yang disebut motivasi.

Menurut seorang teman, profesi trainer motivator kurang dikenal di negara-negara seperti Jepang, Cina, dan Korea. Kalau memang benar begitu, harap maklum saja, karena memang di tiga negara itu, semangat dan motivasi berjuang sebagai entrepreneur memang sudah sangat tinggi. Jadi, mungkin saja profesi motivator tidak akan laku di sana.

Namun pertanyaan yang tetap menghantui saya adalah: apakah kita terbukti memang kurang percaya diri dan miskin semangat? Saya teringat satu pengalaman unik belum lama ini. Seperti kita ketahui, saat ini sedang musim "idol". Pertarungan menjadi "American Idol" dan "Indonesian Idol" telah dimulai dengan tahap seleksi.
Beberapa kali saya menonton proses seleksi awal "American Idol" di televisi. Cukup menarik, memang, karena "American Idol" boleh dibilang menjadi fenomena unik. Malah, di acara beken Larry King, muncul beberapa kali interviu dengan alumnus "American Idol". Beberapa peserta yang berhasil masuk final, dan menang, menceritakan bagaimana "American Idol" menjadi sebuah gerbang unik yang berhasil mengubah hidup mereka.

Situasi ini ternyata jauh berbeda dengan di Indonesia. Peserta dan peminat "Indonesian Idol" ternyata tidak sebanyak di Amerika. Padahal, jumlah penduduk Indonesia dan Amerika sebenarnya rada-rada mirip dan mendekati. Malah, menurut gosip, peserta "Indonesian Idol" dari tahun ke tahun makin surut.
Satu hal yang sangat menarik, lebih dari separuh perserta tampil apa adanya. Mereka sangat kurang percaya diri. Saat diminta bernyanyi, banyak yang matanya menjauhi pandangan mata para juri secara langsung. Mereka menghindari eye contact. Kebanyakan pandangan mata mereka ke langit-langit. Malah ada satu perserta yang gagap dan mengatakan takut.

Para peserta kita juga jauh lebih sopan. Kalau ditolak, masih bisa mengucapkan terima kasih dan tersenyum. Jarang sekali yang berani protes atau ngotot berdebat dengan para juri. Beda dengan peserta "American Idol". Betapa sering kita melihat para peserta begitu emosional apabila ditolak. Tak jarang mereka juga berdebat dan mempertanyakan keputusan juri. Banyak peserta yang gagal itu penasaran dan kelihatan betul semangatnya yang menggebu-gebu. Sementara peserta "Indonesian Idol" kebanyakan pasrah saja kalau ditolak.

Jangan-jangan, ini memang fenomena yang mengaramkan kita selama ini. Jangan-jangan, prestasi olahraga kita susah maju juga disebabkan semangat juang yang tipis. Bahwa kita lebih mudah dan gampang menyerah.

Cerita dan sukses para alumnus "American Idol" memang banyak yang sangat spektakuler. Ada yang berhasil mendadak menjadi artis besar dan memenangkan Grammy sekaligus. Ada yang melompat main film dan juga pentas Broadway. "American Idol", bagi mereka, berhasil menjadi "pengungkit" yang melontarkan karier. Istilahnya, banyak alumnus "American Idol" yang berhasil membuat sebuah lompatan besar.

Beda dengan alumnus "Indonesian Idol" yang sukses dan kemudian pelan-pelan memudar. Tanpa sempat punya karier yang spektakuler. Demikian juga cerita atlet-atlet kita yang berprestasi, jarang di antara mereka yang bisa menciptakan lompatan besar ketika mereka beken dan populer. Ketika mereka memasuki usia senja, malah banyak yang memiliki kehidupan sangat sulit.

Barangkali hidup ini alurnya harus kita simak dengan strategis. Kalau saja kita mengalami prestasi kecil dan sukses kecil, mestinya bisa kita jadikan momentum yang melontarkan kita ke posisi yang lebih baik. Istilah kata, hidup ini harus bergaya dongkrak. Setiap ada kesempatan, kita dongkrak sedikit demi sedikit. Terus-menerus hingga ke atas.

Kata Mpu Peniti, janganlah hidup bergaya mercon atau kembang api. Satu bunyi keras, kemudian padam dan sunyi. Atau kembang api yang membawa kita tinggi hanya untuk sekian detik, dan seterusnya gelap.
Itu sebabnya, setiap kali memberikan pelatihan yang lebih bersifat motivasi, saya selipkan beberapa strategi bisnis yang mudah dan lugas, agar menjadi elemen inspirasi yang melengkapi motivasi. Saya tidak ingin motivasi itu jadi semangat yang mirip kembang api. Cuma tahan sesaat, setelah itu gelap gulita.

Original post by
Kafi Kurnia
peka@indo.net.id
[Intrik, Gatra edisi 16 Kamis, 1 Maret 2007]

Rahasia si Untung Angsa (Gladstone)

Kita semua pasti kenal tokoh si Untung di komik Donal Bebek. Berlawanan dengan Donal yang selalu sial. Si Untung ini dikisahkan untung terus. Ada saja keberuntungan yang selalu menghampiri tokoh bebek yang di Amerika bernama asli Gladstone ini. Betapa enaknya hidup si Untung. Pemalas, tidak pernah bekerja, tapi selalu lebih untung dari Donal. Jika Untung dan Donal berjalan bersama, yang tiba-tiba menemukan sekeping uang dijalan, pastilah itu si Untung. Jika Anda juga ingin selalu beruntung seperti si Untung, dont worry, ternyata beruntung itu ada ilmunya.


Professor Richard Wiseman dari University of Hertfordshire Inggris, mencoba meneliti hal-hal yang membedakan orang2 beruntung dengan yang sial. Wiseman merekrut sekelompok orang yang merasa hidupnya selalu untung, dan sekelompok lain yang hidupnya selalu sial. Memang kesan nya seperti main-main, bagaimana mungkin keberuntungan bisa diteliti. Namun ternyata memang orang yang beruntung bertindak berbeda dengan mereka yang sial.


Misalnya, dalam salah satu penelitian the Luck Project ini, Wiseman memberikan tugas untuk menghitung berapa jumlah foto dalam koran yang dibagikan kepada dua kelompok tadi. Orang2 dari kelompok sial memerlukan waktu rata-rata 2 menit untuk menyelesaikan tugas ini. Sementara mereka dari kelompok si Untung hanya perlu beberapa detik saja! Lho kok bisa?


Ya, karena sebelumnya pada halaman ke dua Wiseman telah meletakkan tulisan yang tidak kecil berbunyi "berhenti menghitung sekarang! ada 43 gambar di koran ini". Kelompol sial melewatkan tulisan ini ketika asyik menghitung gambar. Bahkan, lebih iseng lagi, di tengah2 koran, Wiseman menaruh pesan lain yang bunyinya: "berhenti menghitung sekarang dan bilang ke peneliti Anda menemukan ini, dan menangkan $250!" Lagi-lagi kelompok sial melewatkan pesan tadi! Memang benar2 sial.


Singkatnya, dari penelitian yang diklaimnya "scientific" ini, Wiseman menemukan 4 faktor yang membedakan mereka yang beruntung dari yang sial:


1. Sikap terhadap peluang.
Orang beruntung ternyata memang lebih terbuka terhadap peluang. Mereka lebih peka terhadap adanya peluang, pandai menciptakan peluang, dan bertindak ketika peluang datang. Bagaimana hal ini dimungkinkan?
Ternyata orang-orang yg beruntung memiliki sikap yang lebih rileks dan terbuka terhadap pengalaman-pengalam an baru. Mereka lebih terbuka terhadap interaksi dengan orang-orang yang baru dikenal, dan menciptakan jaringan-jaringan sosial baru. Orang yang sial lebih tegang sehingga tertutup terhadap kemungkinan- kemungkinan baru.


Sebagai contoh, ketika Barnett Helzberg seorang pemilik toko permata di New York hendak menjual toko permata nya, tanpa disengaja sewaktu berjalan di depan Plaza Hotel, dia mendengar seorang wanita memanggil pria di sebelahnya: "Mr. Buffet!" Hanya kejadian sekilas yang mungkin akan dilewatkan kebanyakan orang yang kurang beruntung. Tapi Helzber berpikir lain. Ia berpikir jika pria di sebelahnya ternyata adalah Warren Buffet, salah seorang investor terbesar di Amerika, maka dia berpeluang menawarkan jaringan toko permata nya. Maka Helzberg segera menyapa pria di sebelahnya, dan betul ternyata dia adalah Warren Buffet.
Perkenalan pun terjadi dan Helzberg yang sebelumnya sama sekali tidak mengenal Warren Buffet, berhasil menawarkan bisnisnya secara langsung kepada Buffet, face to face. Setahun kemudian Buffet setuju membeli jaringan toko permata milik Helzberg. Betul-betul beruntung.


2. Menggunakan intuisi dalam membuat keputusan.
Orang yang beruntung ternyata lebih mengandalkan intuisi daripada logika. Keputusan-keputusan penting yang dilakukan oleh orang beruntung ternyata sebagian besar dilakukan atas dasar bisikan "hati nurani" (intuisi) daripada hasil otak-atik angka yang canggih. Angka-angka akan sangat membantu, tapi final decision umumnya dari "gut feeling".


Yang barangkali sulit bagi orang yang sial adalah, bisikan hati nurani tadi akan sulit kita dengar jika otak kita pusing dengan penalaran yang tak berkesudahan. Makanya orang beruntung umumnya memiliki metoda untuk mempertajam intuisi mereka, misalnya melalui meditasi yang teratur. Pada kondisi mental yang tenang, dan pikiran yang jernih, intuisi akan lebih mudah diakses. Dan makin sering digunakan, intuisi kita juga akan semakin tajam.


Banyak teman saya yang bertanya, "mendengarkan intuisi" itu bagaimana?
Apakah tiba2 ada suara yang terdengar menyuruh kita melakukan sesuatu?
Wah, kalau pengalaman saya tidak seperti itu. Malah kalau tiba2 mendengar suara yg tidak ketahuan sumbernya, bisa2 saya jatuh pingsan.
Karena ini subyektif, mungkin saja ada orang yang beneran denger suara.


Tapi kalau pengalaman saya, sesungguhnya intuisi itu sering muncul dalam berbagai bentuk, misalnya: - Isyarat dari badan. Anda pasti sering mengalami. "Gue kok tiba2 deg-deg an ya, mau dapet rejeki kali", semacam itu. Badan kita sesungguhnya sering memberi isyarat2 tertentu yang harus Anda maknakan. Misalnya Anda kok tiba2 meriang kalau mau dapet deal gede, ya diwaspadai saja kalau tiba2 meriang lagi. - Isyarat dari perasaan. Tiba-tiba saja Anda merasakan sesuatu yang lain ketika sedang melihat atau melakukan sesuatu. Ini yang pernah saya alami. Contohnya, waktu saya masih kuliah, saya suka merasa tiba-tiba excited setiap kali melintasi kantor perusahaan tertentu. Beberapa tahun kemudian saya ternyata bekerja di kantor tersebut. Ini masih terjadi untuk beberapa hal lain.


3. Selalu berharap kebaikan akan datang.
Orang yang beruntung ternyata selalu ge-er terhadap kehidupan. Selalu berprasangka baik bahwa kebaikan akan datang kepadanya. Dengan sikap mental yang demikian, mereka lebih tahan terhadap ujian yang menimpa mereka, dan akan lebih positif dalam berinteraksi dengan orang lain. Coba saja Anda lakukan tes sendiri secara sederhana, tanya orang sukses yang Anda kenal, bagaimana prospek bisnis kedepan. Pasti mereka akan menceritakan optimisme dan harapan.


4. Mengubah hal yang buruk menjadi baik.
Orang-orang beruntung sangat pandai menghadapi situasi buruk dan merubahnya menjadi kebaikan. Bagi mereka setiap situasi selalu ada sisi baiknya. Dalam salah satu tes nya Prof Wiseman meminta peserta untuk membayangkan sedang pergi ke bank dan tiba-tiba bank tersebut diserbu kawanan perampok bersenjata. Dan peserta diminta mengutarakan reaksi mereka. Reaksi orang dari kelompok sial umunya adalah: "wah sial bener ada di tengah2 perampokan begitu". Sementara reaksi orang beruntung, misalnya adalah: "untung saya ada disana, saya bisa menuliskan pengalaman saya untuk media dan dapet duit". Apapun situasinya orang yg beruntung pokoknya untung terus.


Mereka dengan cepat mampu beradaptasi dengan situasi buruk dan merubahnya menjadi keberuntungan.
Sekolah Keberuntungan. Bagi mereka yang kurang beruntung, Prof Wiseman bahkan membuka Luck School.
Latihan yang diberikan Wiseman untuk orang2 semacam itu adalah dengan membuat "Luck Diary", buku harian keberuntungan. Setiap hari, peserta harus mencatat hal-hal positif atau keberuntungan yang terjadi.
Mereka dilarang keras menuliskan kesialan mereka. Awalnya mungkin sulit, tapi begitu mereka bisa menuliskan satu keberuntungan, besok-besoknya akan semakin mudah dan semakin banyak keberuntungan yg mereka tuliskan. Dan ketika mereka melihat beberapa hari kebelakang Lucky Diary mereka, mereka semakin sadar betapa beruntungnya mereka. Dan sesuai prinsip "law of attraction", semakin mereka memikirkan betapa mereka beruntung, maka semakin banyak lagi lucky events yang datang pada hidup mereka.


Jadi, sesederhana itu rahasia si Untung. Ternyata semua orang juga bisa beruntung. Termasuk termans semua.


Siap mulai menjadi si Untung?

Pahami tujuan hidup

Pahami Tujuan Hidup

People with goals succeed because they know where they're going.

Orang-orang yang mempunyai suatu target berhasil mencapai sukses, sebab mereka mengetahui kemana arah langkah mereka."
Earl Nightingale
Bayangkan jika kita melihat seekor kucing yang mengejar seekor tikus.
Kemana pun tikus berlari maka kucing itu pun akan memperhatikan dengan pandangan yang sangat tajam dan sewaktu-waktu dengan sigap menyergap sang tikus. Tingkah kucing yang berlari kian kemari mengejar tikus tentu suatu pemandangan yang wajar.

Namun persepsi kita akan berbeda jika salah satu di antara kedua binatang tersebut tidak kelihatan. Misalnya saja hanya kucingnya yang nampak, sedangkan tikusnya tidak. Maka tingkah kucing itu tentu membuat kita tertawa. Sebab kita tidak mengetahui sasaran yang sedang dibidik oleh kucing tersebut.

Kiasan di atas dapat diartikan bahwasanya manusia mempunyai keunikan bakat dan kemampuan yang berbeda-beda. Oleh sebab
itu, di antara manusia juga mempunyai perbedaan tujuan hidup. Si A misalnya boleh merasa aneh dengan tingkah laku Si B, sebab Si A tidak mengetahui tujuan yang hendak dicapai oleh Si B.

Henry Ford mempunyai bakat dan tujuan hidup yang berbeda dengan Walt Disney, Andrew Carnegie, dan lain sebagainya. Henry Ford mempunyai tujuan memproduksi dan mendistribusikan mobil berkualitas secara masal. Sedangkan Walt Disney mempunyai tujuan hidup membahagiakan orang lain melalui hiburan. Lalu Andrew Carnegie ingin memproduksi dan medistribusikan baja ke seluruh dunia, dan masih banyak contoh lainnya. Faktanya, orang-orang yang sukses di dunia itu pasti mempunyai tujuan hidup.

Masing-masing di antara kita tentu juga mempunyai tujuan hidup.
Tetapi saya heran mengapa tujuan hidup sebagian besar manusia di dunia ini tidak mampu berperan penting dalam mencapai kesuksesan .
Setelah sekian lama saya mengamati, rupanya penyebab utama tujuan hidup itu tidak dapat berfungsi sebagai langkah penting untuk mencapai kesuksesan adalah ketidakmampuan kita sendiri dalam memahami dan mendefisikan tujuan hidup tersebut.

Sebagian besar di antara kita memang mempunyai tujuan hidup, tetapi terkadang jumlah tujuan hidup itu bisa sampai ratusan. Sifat tujuan hidup itu pun masih rancu atau tidak terperinci secara pasti. Agar hal itu tidak terjadi, maka sebaiknya buatlah konsep mengenai tujuan hidup untuk jangka waktu tertentu, misalnya untuk 1 minggu ke depan, 1 bulan atau satu tahun ke depan.

Pengambilan keputusan merupakan tahap selanjutnya yang sangat penting. Untuk itu berpikirlah lebih dalam, jernih dan terkontrol sebelum benar-benar memutuskan apa tujuan hidup Anda. Sebuah pepatah bijak mengatakan, "Your decisions determine your direction, and your direction determines your destiny. ?Keputusanmu menentukan arah tujuan, dan tujuanmu menentukan keberuntunganmu." Karena itu Anda akan memerlukan lebih banyak informasi agar dapat memutuskan sebuah tujuan hidup yang paling tepat.

Sebagai contoh adalah keputusan Nelson Mandela. Berdasarkan
pengalaman dan latar belakang kehidupannya, ia memilih tujuan hidup membebaskan rakyat Afrika Selatan dari tekanan politik rasialisme.
Sejak tahun 1942, ia sering terlibat aksi-aksi dan organisasi politik. Kehidupan Nelson berubah sebagai konsekuensi atas
keputusannya terjun ke dunia politik.

Sepanjang tahun 1950-an, Mandela selalu menjadi korban tekanan
kekuasaan. Nelson dipenjarakan bertahun-tahun, berpindah-pindah dari penjara pulau Robben, Pollsmoor di Cape Town, dan penjara Victor Verster. Ia baru dibebaskan pada tanggal 11 Februari 1990.

Nelson berhasil menerima hadiah Perdamaian Nobel pada tahun 1993 dan terpilih menjadi Presiden Afrika Selatan untuk masa jabatan 10 Mei 1994 hingga Juni 1999. Semua berawal dari keputusannya memperjuangkan hak asasi manusia dan persamaan ras di Afrika Selatan sebagai tujuan hidup. Karena itu membuat keputusan mengenai apa tujuan hidup Anda merupakan langkah yang sangat penting.

Setelah membuat keputusan mengenai tujuan hidup, maka langkah
berikutnya adalah menuliskan tujuan hidup tersebut. Menuliskan tujuan hidup dimaksudkan untuk memudahkan Anda memahaminya.
Jika tujuan hidup itu ditulis, itu artinya Anda
sudah menciptakan instruksi yang jelas mengenai apa yang harus Anda lakukan danbagaimana mengembangkan rencana berikutnya.

Langkah-langkah tersebut sangat efektif digunakan untuk dapat
memahami tujuan hidup. Pemahaman terhadap tujuan hidup sangat penting sebab proses pencapaian tujuan hidup berkembang dari pemikiran hingga menjadi sketsa, dari sketsa ke tindakan, dan dari tindakan ke pencapaian yang sesungguhnya. Goethe mengatakan, "Hal terbesar di dunia ini bukanlah dimana Anda berdiri, melainkan kemana Anda akan pergi." Itu artinya, jika Anda mampu menetapkan,memahami dan memperjelas tujuan hidup, maka kemungkinan untuk meraih sukses juga akan lebih besar.

Sumber: Pahami Tujuan Hidup oleh Andrew Ho.

Bola Masuk Ke Kantung Kertas

Seorang pemain profesional bertanding dalam sebuah turnamen golf. Ia baru saja membuat pukulan yang bagus sekali yang jatuh di dekat lapangan hijau. Ketika ia berjalan di fairway, ia mendapati bolanya masuk ke dalam sebuah kantong kertas pembungkus makanan yang mungkin dibuang sembarangan oleh salah seorang penonton. Bagaimana ia bisa memukul bola itu dengan baik?

Sesuai dengan peraturan turnamen, jika ia mengeluarkan bola dari kantong kertas itu, ia terkena pukulan hukuman. Tetapi kalau ia memukul bola bersama-sama dengan kantong kertas itu, ia tidak akan bisa memukul dengan baik. Salah-salah, ia mendapatkan skor yang lebih buruk lagi. Apa yang harus dilakukannya?

Banyak pemain mengalami hal serupa. Hampir seluruhnya memilih untuk mengeluarkan bola dari kantong kertas itu dan menerima hukuman. Setelah itu mereka bekerja keras sampai ke akhir turnamen untuk menutup hukuman tadi.

Hanya sedikit, bahkan mungkin hampir tidak ada, pemain yang memukul bola bersama kantong kertas itu. Resikonya terlalu besar. Namun, pemain profesional kita kali ini tidak memilih satu di antara dua kemungkinan itu.

Tiba-tiba ia merogoh sesuatu dari saku celananya dan mengeluarkan sekotak korek api. Lalu ia menyalakan satu batang korek api dan membakar kantong kertas itu. Ketika kantong kertas itu habis terbakar, ia memilih tongkat yang tepat, membidik sejenak, mengayunkan tongkat, wus, bola terpukul dan jatuh persis ke dalam lobang di lapangan hijau. Bravo! Dia tidak terkena hukuman dan tetap bisa mempertahankan posisinya.

Smiley...! Ada orang yang menganggap kesulitan sebagai hukuman, dan memilih untuk menerima hukuman itu. Ada yang mengambil resiko untuk melakukan kesalahan bersama kesulitan itu. Namun, sedikit sekali yang bisa berpikir kreatif untuk menghilangkan kesulitan itu dan menggapai kemenangan.

How good we are could find out the best of us in solving problem, especially during under pressure ??